Nymphaea dalam Kemahasiswaan ITB

Satu hal yang menarik ketika saya berbicara atau mengungkapkan perasaan hati saya terhadap Nymphaea ini. Bahwa, Nymphaea bukanlah ‘kumpulan orang-orang apatis’ atau ‘orang-orang yang cukup acuh tak acuh’ terhadap kemahasiswaan di ITB. Setidaknya, hal ini terlihat dari kontribusi Nymphaea untuk senantiasa mengirimkan wakil-wakilnya (senator) setiap periode kepengurusan Kongres KM ITB. Bagaimanapun, hal ini tidak bisa dianggap remeh. Selain itu, menengok para sahabat dan teman-teman yang berada dalam payung SITH ini, kontribusinya terhadap kemahasiswaan termasuk dalam kategori baik. Survey yang pernah saya lakukan secara pribadi dan singkat (tentu tidak ilmiah jadinya) menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat SITH ikut serta secara aktif berkontribusi di unit atau pun kemahasiswaan terpusat.

Secara de facto maupun de jure himpunan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kemahasiswaan ITB. Oleh karena itu, integrasi perlu diwujudkan untuk mencapai slogan satu ITB. Mencoba mengklarifikasi mengenai apatis dan acuh tak acuh, saya artikan bahwa teman-teman himpunan memang bukan orang yang apatis terhadap kemahasiswaan, khususnya kemahasiswaan terpusat. Bila saya coba membandingkan hal ini dengan teman-teman yang berada di himpunan lain. Kondisi di Nymphaea jauh lebih baik. Bahwa dalam mewujudkan slogan SATU ITB bukan hanya dibentuk per sektoral atau per daerah atau per jurusan. Hal ini justru akan membawa pada kebiasaan chauvinism yang ada ketika Indonesia dijajah dahulu. Berusaha menjadi lebih baik secara bersama-sama adalah keyakinan yang kita usung. Selama kita merasa hanya berada dalam satu daerah tanpa memiliki perasaan senasib bahwa kita satu ITB niscaya hal itu tidak akan terjadi.

Saat ini, bukanlah sesuatu yang nyata musuh bersama (common enemy) yang kita sebut sebagai rektorat atau pun model korporasi/birokrasi itu. Bahwa kemahasiswaan ITB sakit karena masing-masing bagian tubuhnya menolak fungsi yang seharusnya dilakukan. Bukan maksud menjustifikasi, tapi jadikanlah ini bahan renungan bagi kita semua, betulkah saat kita menjadi anggota himpunan kita pun merasa menjadi anggota KM ITB (bukan kabinet ya!) yang mempunyai hak dan kewajiban terhadap ITB ini. Bahwa kita juga memiliki hak untuk berpartisipasi seluasnya-luasnya dalam kemahasiswaan ini. Kemahasiswaan ini bukanlah milik segelintir orang saja yang beraktivitas, tetapi seluruh mahasiswa S1 yang terdaftar di ITB.

Untuk itu, peran Nymphaea sangatlah penting, sebagai teladan atau berusaha menjadi yang terdepan dalam proses integrasi satu ITB, walaupun hanya mewakili dari sebagian kecil saja rakyat ITB, namun cita-cita itu jangan pernah padam. Sekali lagi, mungkin teman-teman hanya melihat hal ini sebagai semangat yang klise, namun biarkanlah waktu yang menjawab mengenai hal ini. Satu hal yang menarik dan cukup memberikan inspirasi, yaitu pernyataan Pak Gede Raka dalam Workshop dan Seminar Nasional ‘Sekolah Anti Korupsi’ bahwa lebih baik menyatakan sebatang lilin dalam kegelapan daripada terus-menerus mengutuk kegelapan. Let’s prove it! Tentunya dengan semangat kebersamaan bahwa kita SATU ITB!

Allahu a’lam. Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater

Disampaikan oleh Husna Nugrahapraja (10604044) sebagai prasyarat menjadi Senator untuk SITH

One response to “Nymphaea dalam Kemahasiswaan ITB

Leave a reply to Deri Cancel reply